Sebait cinta yang pernah tertulis di dada Yang pernah menjadi nafas asmara Telah hilang dari puisi kita Pudar dari baris waktu Tak pernah lagi kita temu
Ini adalah lara yang menyiksa Hitungan kecewa yang tak berjeda Kutintakan dengan airmata Menjadi kata yang tak terbaca
Aku membiarkanmu mendapatkan Segala amarah dan sakit hati Padahal sungguh, aku ingin kau bertenang
Ceritakanlah tentang sebuah kepergian Lewat jendela musim semalam Ketika rindu masih tersisa di bangku kenangan Dalam guguran sena yang berjatuhan
Kupuisikan engkau ketika daun-daun berebut gerimis, rintik resahnya separuh bening menaruh jejak di kaca jendela.
Ingin kukuburkan rasa ini hingga bumi ketujuh Agar hilang sudah segala asa yang resah Andai kau ijinkanku tuk ucapkan kata itu Tuk sekedar berkata bahwa AKU INGIN ADAMU DI SISIKU
Cinta itu telah tiada di sisi Dan luka ini bukan mimpi
Aku ingin bersamamu mentari Terpenjara dalam kidung pagi Membiaskan butiran-butiran embun Tepiskan bayangan kabut pekat semalam
Malam menyerang dengan para bintang Diiringi dengan bisikin sinis sang angin Yang membuatku berdegup tak menentu Membuka kenangan yang pernah ada
Tangan mu lah yang siap memberiku kehangatan
Kumpulan Puisi Galau Terbaru dan Indah