Kisah dimusim resah Tatkala kedamaian serentak Mengabarkan, akan tibanya cinta Dan secercah dusta didada
Mungkin kalian akan tertawa Mendengarnya Ya si pecundang itu bercerita Tentang dirinya
Karya: Samodera Berbisik
Sebongkah hati ini pernah menggenggam rasa
Sebait cinta yang pernah tertulis di dada Yang pernah menjadi nafas asmara Telah hilang dari puisi kita Pudar dari baris waktu Tak pernah lagi kita temu
Ini adalah lara yang menyiksa Hitungan kecewa yang tak berjeda Kutintakan dengan airmata Menjadi kata yang tak terbaca
Aku membiarkanmu mendapatkan Segala amarah dan sakit hati Padahal sungguh, aku ingin kau bertenang
Ceritakanlah tentang sebuah kepergian Lewat jendela musim semalam Ketika rindu masih tersisa di bangku kenangan Dalam guguran sena yang berjatuhan
Kupuisikan engkau ketika daun-daun berebut gerimis, rintik resahnya separuh bening menaruh jejak di kaca jendela.
Ingin kukuburkan rasa ini hingga bumi ketujuh Agar hilang sudah segala asa yang resah Andai kau ijinkanku tuk ucapkan kata itu Tuk sekedar berkata bahwa AKU INGIN ADAMU DI SISIKU
Istilah galau sangat mudah ditemukan di kalangan remaja hingga anak muda yang hati dan pikirannya sedang dalam kondisi kacau balau. Penyebab galau biasanya menyangkut masalah percintaan, seperti sakit hati, kecemburuan, dan kasmaran atau jatuh cinta. Anak muda yang sedang galau, biasanya menuliskan apa yang dirasakannya dengan berbagi cerita melalui jejaring sosial, blog pribadi, buku catatan harian, atau hanya disimpan di dalam hati. Namun banyak pula di antara mereka yang menuliskannya dalam bentuk puisi karena strukturnya yang lebih rapi dengan adanya aturan baris dan bait, rima yang membuat tulisan lebih enak dibaca, serta berbagai gaya bahasa yang dapat digunakan untuk memperindah cerita.
Perasaan galau yang menyangkut soal cinta khususnya kasmaran, jika dibagikan menjadi sebuah cerita ataupun karya tulis lain seperti puisi, biasanya mengandung maksud lain yaitu untuk dijadikan tanda atau petunjuk bagi seseorang. Kisah cinta anak muda yang sama-sama bingung dan tidak tahu perasaan satu sama lainnya namun takut jika harus mengungkapkannya lebih dahulu karena tidak ingin merasakan patah hati menjadi salah satu alasan mengapa puisi galau perlu diciptakan. Galau juga dapat terjadi antar dua orang atau lebih sahabat yang terjebak cinta karena rasa nyaman namun tak mau hubungan persahabatannya hancur jika salah satu di antara mereka menyatakan perasaannya. Puisi yang dibuat dengan objek tersebut biasanya menggambarkan tentang pengorbanan seseorang untuk merelakan atau menyerah sebelum mencoba tanpa mengetahui perasaan masing-masing.
Sebenarnya, galau muncul dari hal yang sangat sederhana namun terlalu banyak dipikirkan. Galau akan ujian besok yang sebetulnya hanya perlu dipersiapkan dengan belajar dan memperbanyak latihan, galau akan wawancara kerja yang mau tidak mau harus dihadapi dengan bekal yang cukup, atau galau antara menyatakan perasaan pada seseorang yang disukai atau tidak yang sebenarnya hanya perlu dicoba dan menghadapi kenyataan setelahnya dengan lapang dada. Orang yang sedang galau dapat ditandai dengan kondisi pikirannya yang mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan dan emosinya yang tidak karuan dan susah untuk dikendalikan.
Puisi galau dapat mengarah pada kesedihan seperti sakit hati atau keceriaan seperti seseorang yang sedang mengalami kasmaran. Ketika seseorang merasa sakit hati, perasaannya menjadi tidak enak dan sulit untuk tidak mengingat kembali penyebab rasa sakit yang dialami hingga membutuhkan bantuan dari orang lain untuk tidak berlarut-larut dalam kesedihan. Sebaliknya, ketika seseorang mulai menyadari bahwa dirinya sedang jatuh cinta, hatinya akan selalu berbunga-bunga dan di dalam pikirannya hanya ada orang yang disukainya. Puisi dengan tema galau dapat juga dikombinasikan dengan tema lainnya yaitu rindu. Seseorang yang memendam rindu terlalu lama akan selalu mengingat kenangan indah bersama orang yang dirindukan sehingga menyebabkan perasaan yang tidak karuan jika tak kunjunung bertemu.
Selain masalah percintaan, galau juga dapat dapat disebabkan karena seseorang terlalu cemas akan masa depan atau berada dalam kondisi yang memaksanya menghadapi sesuatu yang baru. Akibatnya, seseorang akan mudah merasakan ketegangan, muncul rasa takut akan kegagalan, dan pikiran-pikiran negatif lainnya akan dengan cepat memasuki pikirannya. Untuk mengatasi munculnya rasa tegang, takut, dan cemas yang berlebihan tersebut, seseorang yang sedang galau dapat menceritakan keluh kesahnya pada orang yang dipercaya atau dapat pula menyalurkannya ke dalam sebuah puisi. Puisi yang sudah selesai dibuat diharapkan dapat menjadi penawar kegaluan tak hanya bagi penyair, namun juga bagi para pembaca yang mengalami hal serupa.