Kupuisikan engkau ketika daun-daun berebut gerimis, rintik resahnya separuh bening menaruh jejak di kaca jendela.
Ada yang tertinggal, jejak kisah sebutir debu merindu kepada basah, menunggu hujan esok malam. Namun, angin memaksanya jatuh sebelum senja tiba. Ini tentang harapan!
Sebutir debu mungkin saja aku!
Sebutir debu tak pandai berbagi keluh, meski tercampak pilu. Hanya tahu dua nasib, hilang ditelan hujan atau terbuang dihempas angin.
Sebutir debu tak punya air mata!
Jadilah engkau peluh!
Izinkan aku yang debu, menyesapi asinmu serupa manis tebu. Biar sesaat menjadi berarti, ketika kita menikmati indah itu dengan sederhana. Aku takkan memintamu menjadi purnama, atau pelangi di kaki langit.
Karena aku sebutir debu!
Karya: Alvin Shul Vatrick
Aku Sebutir Debu

Aku Sebutir Debu